Puisi-puisi Ibrahim Sattah |
Ibrahim
Sattah lahir tahun 1943 di Tarempa, Pulau Tujuh, Riau. Ibrahim Sattah yang
tercatat sebagai anggota Polri ini mulai dikenal ketika puisi-puisinya dimuat
di majalah sastra Horison pada tahun 70-an. Di bawah ini adalah puisi Ibrahim Sattah.
IBRAHIM
I
maaaaaaak bulan menjilat kudaku huu bulan tak malu
lihat ‘tu kuda menggeliat talinya putus
shiii hausnya putus
mak minta parang – mau apa parang – mau nebang pering -
- mau apa pering - mau juluk bulan – mau apa bulan –
- maaaaaaak kudaku kaku kudaku kaku kudaku –
- kaku
- ?
II
alangkah sukanya masa kanak kemanamana main kasti
kemanamana lari ke tiangtiang
kena rejam maka tak jadi menang
cokcok kelupit kelupit tulang daing
dilidi dilecit dicubit dilepas sampai jauh
mengerling
pergi
sejauh hati
semakin jauh
ke rimba di rimba ke rimba sansauna
ke mana kita katamu kataku diamlah kau
naga tak ada singa tak ada rimau tak ada di sana
sansauna lebih hebat dari naga lebih bisa dari singa
lebih pukau dari rimba
dari walau
wa
walau
wa
walau
wu
walau
wi
1980
DUKA
duka ?
duka itu anu
duka itu saya saya ini kau kau itu
duka
duka bunga duka daun duka duri
duka hari
dukaku duka siapa dukamu duka
siapa duka bila duka apa
duka yang mana duka dunia ?
: DUKA DUKI
Dukaku. Dukamu. Duka diri dua jari
dari sepi
1972
KAU
kuku karang kuku kau kuku laut
kuku kau
kuku ombak kuku cahaya
suara karang suara kau suara laut
suara kau
suara ombak suara kau
mengapa hilang
di mana
mengapa jauh
di mana
mengapa tegak
di mana
mengapa pijak
di mana
mengapa ada
di mana
mengapa diam
di mana
datang aku datang cahaya datang
laut
datang ombak datang karang
bisa kau
bisa cahaya
bisa laut
bisa ombak
bisa karang
bisa pulau
tidak kau
tidak cahaya
tidak laut
tidak ombak
tidak karang
tidak pulau
tidak bumi
tidak Adam
tidak ada
tidak aku
tidak
dayang-dayangmu
menggapai
menggapaigapai
ke
langit
mencari
surgawi
mencari wa
mencari wu
mencari wi
mencari wa wu
wi
mencari wi wu
wa
yang hanya wa
yang hanya wu
yang hanya wi
yang hanya wa
wu wi
yang hanya wi
wu wa
kuku karang ku kau kuku laut kuku
kau
kuku ombak kuku cahaya
pulang
cahaya
pulang
kau
pulang
karang
pulang
laut
pulang
ombak
pulang
kau
pulang
cahaya
tinggalkan
aku di mana tapi
jangan tinggalkan aku
pulang kau
pulang kau pulang kau
pulang
aku
dalam hala-Mu
1972
Nguras tenaga banget, setiap kata yang disusun penuh kehati-hatian...
ReplyDelete