Ilustrasi Puisi lama :syair |
Pada zaman sekarang syair sudah
mulai pudar terdesak oleh jenis puisi yang lebih modern. Meskipun demikian pada
masa Balai Pustaka, Masih banyak pujangga yang menggubah dan menggali kembali
syair.
Syair berasal dari bahasa Arab
yaitu syu’ur yang berarti perasaan. Bentuk syair bukan hasil kesusastraan
Indonesia asli melainkan berasal dari kesusastraan Arab dan berkembang ke
Indonesia setelah masuknya agama Islam.
Fungsi syair digunakan untuk
melukiskan atau menceritakan berbagai cerita, baik cerita yang sebenarnya,
lukisan, atau sindiran maupun dongeng yang panjang.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat atau menggubah syair diantaranya :
1 . Tiap
bait syait terdiri atas 4 baris
2 . Tiap
baris terdiri dari 8 sampai 13 suku kata
3 . Bersajak
sama a-a-a-a
4 . Keempat
baris tiap bait merupakan rangkain cerita
Banyak jenis syair yang
berkembang dalam kesusatraan Indonesia diantaranya (1) syair tentang cerita
Panji; (2) syair Fantasi; (3) syair yang berisi sindiran; (4) syair yang
menceritakan peristiwa yang benar-benar terjadi; (5) syair saduran; (6) syair
yang berisi pendidikan budi pekerti, pelajaran agama dan mistis.
Di bawah ini adalah contoh Syair Fantasi :
Berhentilah kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah paduka Sultan
Duduklah baginda bermuka-mukaan
Abdul Muluk putera baginda
Besarlah sudah bangsawan muda
Cantik majelis usulnya Syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Parasnya elok amat sempurna
Patah majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih padanya mulia dan hina
Akan Rahmah puteri bangsawan
Parasnya elok sukar dilawan
Sedap manis barang kelakuan
Sepuluh tahun umurnya tuan.
(Dari : Syair Abdul Muluk)
Syair tidak bisa dihafal seperti
halnya pantun melainkan harus dicatat. Itulah sebabnya pantun itu sifatnya
anonim, tak diketahui penggubahnya, sedangkan syair merupakan hasil dari
pengarang. Dengan kata lain pantun merupakan puisi rakyat sedangkan syair
merupakan puisi budaya.
0 komentar:
Post a Comment