Pengajaran sastra masih banyak diperbincangkan orang dan menjadi topik
yang aktual untuk dibicarakan dalam berbagai kesempatan. Lebih-lebih di dalam
ruang lingkup pengajaran, pesoalan selalu muncul di hadapan kita. Pengajaran
sastra sebenarnya meliputi bidang yang sangat luas, karena pengertian sastra
meliputi isi yang beraneka ragam. Sastra dalam Bahasa Indonesia ada beragam ada
yang berjenis puisi, novel, cerpen, drama, dan yang lainnya yang semuanya itu
berkategori prosa.
Salah satu jenis prosa yang banyak diajarkan di sekolah yaitu Drama. Kata
drama itu sendiri berasal dari bahasa Yunani draomai artinya bergerak atau berbuat. Drama sebagai karya seni
yang lebih mengutamakan unsur tingkah laku konkrit para tokohnya dan dialog.
Itulah sebabnya seni drama sering disebut pula sebagai suatu kehidupan yang
disajikan dengan gerak di atas pentas.
Dalam perkembangannya istilah drama dikenal juga dengan istilah sandiwara
(bahasa Jawa) sandi yang artinya rahasia atau tersamar, dan wara(h) yang
artinya pelajaran. Jadi sandiwara kurang lebih berarti pelajaran yang
disampaikan secara rahasia atau tersamar. Istilah sandiwara itu sendiri
dipopulerkan oleh KGP Mangkunegara VII untuk menggantikan istilah toneel
(pertunjukkan) dari bahasa Belanda. Istilah drama di tiap daerah berbeda-beda
ada yang mengatakan wayang orang, ludruk, ketoprak, lenong, randai dan
sebagainya.dan sekarang yang paling populer istilah drama itu dengan sebutan
teater.
Jadi drama adalah karya sastra yang melukiskan kehidupan dan watak
manusia melalui gerak dan dialog di atas pentas.
Unsur-unsur drama
Unsur-unsur drama meliputi ;
(1) lakon atau teks play,
(2) pemain (aktor),
(3) tempat (teater),
(4) penonton (audiens).
Untuk menampilkan sebuah drama di atas pentas, ada empat
tahapan yang harus dilakukan yaitu (1) Menciptakan, pada tahap ini pengarang
mengkhayalkan kisah manusia sehingga timbullah ide dan permasalahan. (2)
Menuliskan, ide yang telah tercetus kemudian dituangkan dalam bentuk karangan
drama sehingga berbentuk sebuah kisah atau lakon. (3) Memainkan, naskah yang
tersesusun oleh para pemain dimainkan agar menjadi hidup. (4) menyaksikan,
penonton menyaksikan lakon yang dipentaskan.
Jenis-jenis drama
Ada beberapa jenis
drama yang berkembang (baik dilihat
berdasarkan isi lakonnya maupun berdasarkan penyajiannya) yaitu
(1)Tragedi yaitu drama yang melukiskan
perikehidupan tokoh yang penuh dengan kemalangan atau kesedihan. Contoh Ken
Arok dan Ken Dedes karya Muhamad Yamin dan Romeo dan Yuliet karya W.
Shakespeare.
(2)Komedi yaitu drama yang melukiskan perikehidupan
tokoh yang membuat penontonnya tergelitik untuk tertawa. Dalam drama jenis ini
terselip kritikan-kritikan sosial.
(3) Melodrama yaitu drama yang merupakan gabungan
antara tragedi dan komedi. Dalam drama jenis ini penonton tidak hanya disuguhi
cerita yang merawankan hati kadang-kadang disuguhi adegan yang membuat tertawa.
Contoh Saijah dan Adinda karya Multatuli.
(4)Pantomim, yaitu drama yang cara menyajikannya
hanya dengan geraka-gerakan saja tanpa akan menemui dialog antar pelakunya.
(5)Opera yaitu jenis drama yang dialog-dialognya
disampaikan dengan nyanyian.
(6)Sendratari, yaitu jenis drama yang penyuguhannya
dengan menggunakan tarian.
0 komentar:
Post a Comment