Tuesday, February 9, 2016

Perubahan Makna Kata

          Ada bebarapa perubahan makna kata dalam Bahasa Indonesia yaitu :
1. Generalisasi
2. Spesialisasi
3. Ameliorasi
4. Peyorasi
5. Sinestesia
6. Asosiasi
          Generalisasi adalah perubahan makna kata yang mengalami perluasan makna. Cakupan makna sekarang lebih luas daripada cakupan makna dahulu. Contoh :
a. Pelayaran ke negera Belanda itu dipimpin oleh Kapten Ruminto.
    Kata Pelayaran makna dahulunya adalah mengarungi lautan dengan perahu layar, sedangkan               makna    sekarang kata pelayaran bermakna mengarungi lautan dengan dengan kapal bermesin.
b. Apa yang Ibu cari di sini?
    Kata Ibu makna dahulunya adalah orang tua kandung yang wanita, sedangkan makna sekarang           kata Ibu bermakna wanita yang memiliki kedudukan lebih tinggi daripada kita.
c. Pak Iman akhirnya menduduki kursi direktur di perusahaan itu.
    Kata kursi makna dahulunya adalah tempat duduk yang memiliki kaki dan sandaran, sedangkan           makna sekarang kata kursi bermakna kedudukan atau jabatan.
d. Saat memperingati hari Kartini anak putra dan putri mengenakan pakaian nasional.
    Kata putra dan putri makna dahulunya adalah hanya digunakan untuk menyebut anak raja,                   sedangkan makna sekarang kata putra dan putri untuk menyebut anak laki-laki atau anak                     perempuan pada umumnya.
         Spesialisasi adalah perubahan makna kata yang mengalami penyempitan makna. cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makna dahulu. Contoh :
a. Saya bercita-cita ingin menjadi sarjana pedidikan.
    Kata sarjana makna dahulunya adalah untuk menyebut cendikiawan, orang pintar atau orang               berilmu, sedangkan makna sekarang kata sarjana untuk menyebut orang yang telah lulus dari               jenjang strata satu di perguruan tinggi.
b. Banyak biro jasa yang menyalurkan para pembantu.
    Kata pembantu makna dahulunya adalah untuk menyebut orang yang membantu, sedangkan               makna sekarang kata pembantu untuk menyebut pembatu rumah tangga atau pelayan.
c. Dari tadi aku mencium bau bangkai di sekitar sini.
    Kata bau dahulunya adalah untuk menyebut segala jenis bau-bauan (wangi atau tidak enak),                 sedangkan makna sekarang kata bau untuk menyebut bau tidak enak atau busuk.
d. Ustad Rosyid sedang pergi ibadah haji.
    Kata ustad makna dahulunya adalah untuk menyebut guru, sedangkan makna sekarang kata ustad       untuk menyebut guru mengaji atau guru agama islam.
              Ameliorasi adalah perubahan makna kata  yang baru (sekarang) dirasa lebih tinggi atau lebih baik atau lebih halus nilai  rasa bahasanya daripada makna kada dahulunya (lama). Contoh :
a. Anak penyandang tuna netra pun berhak mengenyam pendidikan.
    Kata tuna netra dirasa lebih halus dan sopan nilai bahasanya daripada kata buta.
b. Dalam kegiatan apapun Kepala sekolah itu selalu hadir dengan isteri tercinta.
    Kata isteri dirasa lebih halus dan sopan nilai bahasanya daripada kata bini.
c. Jenazah korban kecelakaan itu di bawa ke rumah sakit untuk dioutopsi.  
    Kata jenazah dirasa lebih halus dan sopan nilai bahasanya daripada kata mayat.
d. Besok kakakku akan menikah.
    Kata menikah dirasa lebih halus dan sopan nilai bahasanya daripada kata kawin.
           Peyorasi adalah perubahan makna kata yang baru dirasakan lebih rendah nialai rasa bahasanya daripada makna kata lama. Contoh :
a. Direktur perusahaan itu tenyata memiliki bini tiga.
    Kata bini  dianggap baik pada masa lampau, tetapi sekarang dirasakan kasar.
b. Empat narapidana itu berusaha kabur dari lembaga permasyarakatan.
    Kata kabur dianggap baik pada masa lampau, yaitu lari, tetapi sekarang dirasakan kurang baik,                     yaitu menghilang.
c. Wawan dipecat dari perusahaan dimana dia bekerja.
    Kata dipecat untuk pemakaian sekarang nilai rasanya kurang sopan.  Sekarang masyarakat lebih         senang menggunakan kata di-PHK atau dirumahkan.
d. Kaki tangan teroris berhasil ditangkap polisi kemarin.
    Kata kaki tangan dulu berarti kaki dan tangan, tetapi sekarang dipakai dalam arti yang kurang baik,     yaitu mata-mata atau orang yang diperalat orang lain untuk membantu.
             Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan. Contoh :
a. Suara penyanyi Erni Johan sampai saat ini masih empuk.
    Kata empuk sebenarnya yang merasakan adalah indra peraba (kulit) dengan makna lunak atau tidak     kerasAkan tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk yang merasakan adalah indra pendengar(             telinga) dengan makna merdu.
b. Pidatonya hambar.
    Kata hambar sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan makna tawar atau       tidak ada rasanya. Kata hambar dalam kalimat tersebut yang merasakan indra pendengar (telinga)     dengan makna monoton atau kurang menggairahkan.
cModel bajunya manis.
   Kata manis sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan makna legi atau rasa    seperti rasa gula. Dalam kalimat tersebut kata manis yang menangkap adalah indra penglihatan          (mata) dengan makna menarik.
d. Permen itu ramai rasanya.
        Kata ramai sebenarnya yang merasakan adalah indra pendengaran dengan makna riuh                         rendah,meriah, orang banyak. Akan tetapi, dalam kalimat tersebut kata ramai yang merasakan            adalah indra pengecap dengan makna bermacam-macam.
            Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat. Contoh :
a. Orang itu mencatut nama  pejabat untuk mencari sumbangan.
    Kata catut berarti alat untuk menarik atau mencabut paku dan sebagainyaBerdasarkan persamaan     sifat ini, kata catut dipakai untuk menyatakan makna  mengambil sesuatu yang bukan haknya.
b. Janganlah kita membiasakan diri memberi amplop dalam mengurus sesuatu!
    Kata amplop berarti alat untuk menyimpan surat. Berdasarkan sifat ini, kata amplop dipakai                untuk menyatakan makna  memberi uang sogokan atau uang pelicin.


0 komentar:

Post a Comment